Solo Leveling Ch. 1: The Rank E Hunter

Admin | |
Hunter Kelas E





Hunter Kelas E, Sung Jin Woo
Itu adalah julukan yang selalu menempel padanya ke manapun dia pergi. Sebagai seorang hunter, kemampuannya hanya sedikit lebih tinggi dari orang biasa. Jika dia tidak memiliki sedikit kekuatan bertahan dan sedikit kemampuan meningkatkan penyembuhan, tidak ada yang membedakannya dengan seorang non-Hunter. Alhasil, karir berburunya selalu dihiasi dengan berbagai macam cidera di tubuhnya. Sering kali dia terjebak di antara hidup dan mati.



Dia menjadi Hunter bukan karena dia menyukainya. Pekerjaan itu berbahaya, selalu diabaikan, tidak memiliki aturan hukum, dan bahkan bayarannya tidak memuaskan. Jika bukan karena adanya bantuan medis dari Asosiasi Hunter untuk membiayai pengobatan ibunya, dia sudah pasti sudah berhenti menjalani profesi Hunter dan lebih memilih untuk mulai menjalani kehidupan sebagai pekerja biasa atau orang normal pada umumnya.

Namun, bagaimana mungkin seseorang di usia 20-an tahun, yang tak memiliki pendidikan bagus dan keterampilan khusus, dapat membiayai biaya pengobatan di rumah sakit hingga berjuta-juta won per bulan?

Bisa dibilang, dia tidak punya pilihan lain lagi.

Dan akhirnya hari ini, sambil menangis di dalam hati, Jin Woo memutuskan untuk berpartisipasi dalam Raid yang diselenggarakan oleh asosiasi, meski harus dalam kondisi lapar karena dia tak lagi punya jamur untuk dimakan.

***
Hunter yang bekerja di daerah yang sama biasanya saling mengenal satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada setiap saat Gate dibuka, para Hunter di daerah itu akan berkumpul bersama. Dan hari ini, para Hunter tersebut saling menyapa sembari menyeruput kopi hangat yang diberikan olehs staf asosiasi.

"Hei, Mr. Kim. Sini, ke sini."

"Oh, apa yang kau lakukan di sini, Mr. Park? Kupikir kau sudah berhenti menjadi Hunter.”

"Oh, itu... Istriku sedang hamil anak keduaku, jadi...”

“Hahaha, begitu, ya? Ya. Tidak ada yang lebih menguntungkan selain mengikuti Raid untuk memenuhi saku para Hunter dengan uang.

Keduanya tertawa. Mr. Park terlihat bergembira.

“Tapi saat ini, sepertinya panggilan asosiasi makin jarang, bahkan tidak ada. Penasaran, apakah jumlah Gate yang terbuka sudah berkurang, ya?”

"Oh. Ini karena saat ini para Guild lebih antusias dan bekerja lebih keras daripada asosiasi. Ketika imbalan uang yang diberikan besar, guild akan bergerak cepat dengan mata menyala liarSangat mengganggu.

"Begitu, ya. Oh iya, karena Raid ini diselenggarakan oleh asosiasi, artinya seharusnya ini aman untuk diikuti, kan?"

Mr. Park mengawasi sekelilingnya dengan was-was. Fakta bahwa Guild mengabaikan Gate dan tidak tertarik untuk ikut, menandakan Gate ini bayarannya sedikit, dan Gate dengan bayaran sedikit biasanya memiliki tingkat kesulitan yang rendah pula. Namun, tentu saja tidak ada satu pun hal yang 100 persen pasti di dalam hidup ini. Sama halnya dengan Mr. Park, para Hunter lainnya, melihat sekeliling dengan mata gelisah.

"Baik…"

Mr. Kim, yang baru saja menghabiskan kopinya menolak untuk menjawab, dan justru melambaikan tangan dengan gembira sembari mendekati seseorang yang mulai tampak dari kejauhan.

“Uh, ini dia... si Mr. Sung! Hei, Mr. Sung! ”

Para hunter lainnya pun melihat ke arah orang tersebut dengan bahagia. Mereka terlihat lega.

"Hai."

Pemilik suara itu adalah Sung Jin Woo.

Jin Woo memberikan sapaan ringan pada Mr. Kim, yang menyambutnya dengan terlampau hangat.m, lalu berjalan meninggalkannya. Setelah memastikan Jin Woo berada di jarak yang tak mampu mendengarnya, Mr. Kim lalu tertawa, terlihat lega dan kemudian mengucapkan kata-kata kasar.

"Jadi Jinwoo ada di sini. Maka Raid kali ini akan menjadi Raid yang aman”

Mr. Park, membulatkan matanya dan mendekati Mr. Kim.

"Apakah hunter yang bernama Sung Jin Woo itu sekuat itu? ”

"Oh, kau tidak tahu dia ya, Mr. Park. Dia memang baru mulai menjadi hunter tak lama setelah kau pergi. Tidak ada seorang pun hunter di sini yang tidak tahu siapa Sung Jin Woo."

“Sekuat itukah? Lalu mengapa dia menjadi anggota Asosiasi? Mengapa tidak bekerja sendiri saja atau bergabung dengan Guild besar?”

Mr. Park tertawa kecil, matanya menyipit, “Kau tahu apa panggilan kami untuknya?”

“Bagaimana bisa aku tahu itu? Jangan bodoh, cepat beritahu aku.”

"Prajurit pelindung umat manusia yang terlemah."

“... Pelindung terlemah? Bukan senjata terkuat?”

"Bicara apa kau. Panggilan itu hanya untuk hunter kelas S. Sedangkan lelaki itu, Sung Jin Woo, dia adalah prajurit pelindung terlemah. Bahkan mungkin, dia adalah hunter terlemah di seluruh Korea."

"Apa???"

Mr. Park mengerutkan keningnya. Jika dia selemah itu, mengapa para Hunter lainnya terlihat senang dengan kemunculannya? Seorang hunter harus bisa saling diandalkan dalam Raid. Dia tidak mampu memahami reaksi para Hunter lainnya.

Melihat Mr. Park merenung hingga memiringkan kepalanya, Mr. Kim menyenggolnya dengan siku lalu tertawa.

"Ayolah... Kau tak paham? Ah… Jadi, jika Sung Jin Woo mengikuti Raid hari ini, artinya ini akan menjadi Gate level rendah. Asosiasi tidak akan meletakan orang sepertinya di Gate yang sulit. Siapa orang yang ingin melihatnya mati di sana?”

Dan sekarang wajah Mr. Park menjadi cerah.

"Apakah begitu?"

Mengikuti Raid kembali setelah hiatus panjang, baik dia dan istrinya diliputi dengan rasa cemas. Namun, berkat kata-kata Mr. Kim tadi, suasana hatinya jadi lebih baik sekarang.

Sebaliknya, Mr. Kim, sepertinya terlihat jauh lebih santai. Dia berkata, "Ada desas-desus yang mengatakan bahwa dia pernah cidera di Gate kelas E dan berakhir dirawar di rumah sakit selama seminggu."

"Seorang Hunter terluka di Gate kelas E?"

"Ya. Tidak ada yang mengira akan ada orang yang terluka di Gate kelas E. Aku dengar tidak ada yang membawa hunter tipe Healer saat itu.

“Jadi karena itu dia dirawat di rumah sakit selama seminggu? Fu hahaha!”

Melihat Mr. Park tertawa terbahak-bahak, Mr. Kim mengarahkan pandangannya ke arah Jinwoo.

“Eh, jangan terlalu keras! Dia dapat mendengarnya.

"Oh iya, aku lupa tentang itu."

Mr. Park melirik ke arah Jinwoo dan kembali tertawa dengan hati-hati saat dia melihat mata Jin Woo. Untungnya, mereka terpaut jarak cukup jauh dan kemungkinan Jinwoo tidak mendengar percakapan keduanya.

Namun, ternyata Jinwoo mendengarnya.

‘Aku sudah mendengar semuanya, dasar orang-orang tua tak punya hati,’ ucapnya dalam hati.

Jin Woo berpura-pura tidak peduli dengan tawa keras mereka. Mereka saling pandang dan akhirnya dia tersenyum sambil memasang tampang bodoh. Pada saat ini, dia mengutuki telinganya yang memiliki pendengaran tajam.

Masih ada beberapa lama hingga Raid dimulai, ‘Apa aku datang terlalu awal?’

Jin Woo, yang sedang berkeliling sambil menunggu, melihat anak buah asosiasi yang sedang membagikan kopi, lalu memutuskan untuk pergi mendekatinya dan meminta secangkir kopi.

"Boleh aku minta secangkir kopi?"

"Oh, Hunter Sung Jin Woo... Maaf sekali, kopinya baru saja habis”

"..." Angin musim dingin menampar keras wajahnya. Jinwoo mengusap hidungnya dengan jari telunjuknya. Ini adalah adalah hari yang sulit dan menyedihkan, bahkan si kopi pun habis tepat di saat dia ingin memintanya.

***

"Mengapa kau bersikeras untuk terus melakukan pekerjaan sebagai Hunter?"

"Maaf."

Jin Woo menundukkan kepalanya.

Si cantik, Lee Joo Hee, mengeluh dengan wajah yang halus, yang justru memberikan sihir penyembuhan untuk depan Jin-woo.

"Aku tidak meminta permintaan maafmu Jin Woo. Aku hanya khawatir padamu. Aku serius, jika kau selalu bertarung seperti ini, suatu hari nanti kau bisa mendapatkan luka serius dan membahayakan nyawamu.

Sekali kau melewati Gate, kau akan berada di Dungeon. Untuk kali ini mungkin kelas D. Jin Woo memandangi para hunter yang lainnya dari balik bahu Joo Hee.  Selusin Hunter berurusan dengan monster-monster Dungeon di kanan-kiri mereka tanpa banyak usaha, tetapi tidak untuk Jin Woo, si Hunter Kelas E. Dan... di sinilah dia sekarang berasa, terluka.

Hunter bertipe Healer bertugas di belakang party dan menyembuhkan seseorang yang terluka. Sebagai seorang yang selalu terluka di setiap Raid, Jin Woo bagaikan seorang selebriti di antara para Helaer.

Joo Hee bertanya dengan hati-hati, "Apa kau punya alasan khusus yang membuatmu tidak bisa meninggalkan pekerjaan ini?"

Jin Woo dengan tegas menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin membuka urusan pribadinya dengan mudah kepada orang lain.

“Menjadi hunter adalah semacam hobi untukku. Jika aku tidak melakukan ini, aku mungkin akan mati karena bosan.

Kemudian Joo Hee memasang muka cemberut.

"Kau pun akan berakhir menjadi seorang raider, bahkan setelah kau mati, akibat hobimu itu. "

Jin Woo tertawa terbahak-bahak karena tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti itu. Terima kasih untuk omelan Joo Hee.

"Hei! Jangan tertawa! Kau akan membuat lukamu kembali terbuka!”

Jinwoo bertanya pada Jin Woo, "Hei, dari mana kau belajar hal itu?"

Dari mana lagi? Tentu saja dari Mr. Kim yang ada diii sanaaa…

"Ck. Dasar, tua bangka itu lagi…”

Perawatan itu pun berakhir sembari mereka tertawa dan berbicara. Namun, mereka terlalu terlambat karena ternyata Raid sudah berakhir.

Jin Woo meringis kecut.

‘Aku hanya membunuh satu monster sihir hari ini...’

Itu pun hanya monster kelas E.

Jin Woo menyentuh sebuah kristal sihir kelas E di tangannya. Kristal level terendah dari seekor monster sihir kelas E tidak akan bisa ditukar dengan lebih dari 100.000 won. Dia mempertaruhkan hidupnya untuk memperoleh bayaran yang menyedihkan, bahkan mengerikan.

Aku dengar, kristal dari monster sihir kelas bernilai sebesar lebih dari sepuluh juta won...’

Namun, bagi Jin Woo, yang hanya seorang Hunter kelas E, mengalahkan seekor monster kelas C adalah sebuah ketidakmungkinan.

Dari kejauhan, tiba-tiba seseorang berteriak.

“Eh? Ada pintu masuk lain di sini!”

Para Hunter terdekat bergegas maju.

"Kau benar!"

"Benarkah? Apa benar ada pintu masuk lain?"

Benar saja. Ada sebuah pintu masuk ke Dungeon lain, yang berada tersembunyi di dalam Dungeon ini, sesuai dengan perkataan orang pertama yang melihatnya.

"Double Dungeon! Ternyata mereka benar-benar ada!”

Mr. Song, seorang hunter yang sudah berpengalaman selama 10 tahun, terkagum saat melihat pintu masuk Dungeon tersebut. Bagian dalam terowongan itu gelap dan tidak terlihat sama sekali. Kemudian, Mr. Song merapalkan sihir apinya dan melemparkannya ke dalam terowongan. Nyala api berputar dan menyala. Ekornya yang menyala membentang tanpa henti menerangi bagian dalam terowongan pada pintu Dungeon kedua tersebut. Namun, terowongan tersebut ternyata lebih dalam dari perkiraan. Dalam beberapa menit, api tersebut jatuh ke lantai kehilangan energinya. Gua itu kembali dalam kegelapan.

"Hmm... Kalian semua, tolong dengarkan aku!

Sebagai seorang pemimpin sejati, Mr. Song memanggil semua Hunter. Jin Woo dan Joo Hee, yang sudah menyelesaikan perawatan, ikut berkumpul bersama dengan yang lainnya.

Mr. Song melihat para Hunter dan berkata.

“Seperti yang kalian semua tahu, semua Gate tidak akan tertutup kecuali bos dari Dungeon-nya berhasil dikalahkan. Meskipun kita sudah membereskan semua monster di tempat ini, ternyata Gate masih terbuka dan itu artinya, masih ada bos di dalam sini.”

Mr. Song menunjuk ke arah pintu masuk Dungeon tersembunyi yang baru ditemukan. Para Hunter saling bertukar pandang dan mengangguk. Menandakan persetujuan.

Sesuai aturan, jika situasi seperti ini terjadi, kita harus melapor ke asosiasi dan menunggu keputusan mereka... Namun, jika kita membiarkan bos dikalahkan oleh Hunter lain, penghasilan yang kita terima bisa berkurang secara signifikan.

Wajah para Hunter mulai berkerut. Wajah Mr. Park, yang sedang membutuhkan uang untuk kehamilan istrinya, terlihat semakin rumit dari sebelumnya. ‘Biaya perawatan pasca persalinan sangat mahal. Jika aku menyerah sekarang, usahanya menjadi hunter dengan mengorbankan hidupnya selama ini akan menjadi percuma.’

"Jadi, aku ingin menyingkirkan bos ini dan pergi keluar... Bagaimana dengan kalian, teman-teman?”

Para Hunter mulai berpikir.

"..."

"..."

Tentu saja, ini bukan situasi yang bisa diputuskan dengan mudah. Dan memang benar bahwa keamanan di dalam Double Dungeon tidak bisa dipertanggungjawabkan. Beberapa orang berpikiran bahwa jika Dungeon pertama tidak terlalu sulit, maka sepertinya Dungeon lainnya yang tersembunyi di dalam Dungeon itu tidak terlalu sulit.

"Hmmm."

Mr. Song berdehem. Dia bertanya sambil mengistirahatkan badannya.

“Kita punya 17 orang, jadi mari kita melakukan voting. Jika sudah diputuskan, tidak boleh ada komplain lagi, bagaimana?”

Semua orang mengangguk pada usulan Mr. Song. Tidak ada yang keberatan.

Mr. Song lah yang mengangkat tangan pertama kali, "Aku akan pergi."

Kemudian orang-orang yang memperhatikan tangannya pun ikut mengangkat tangan mereka secara bergantian. 
"Aku juga."

"Aku akan pergi juga."

Mr. Park yang pertama kali mengangkat tangannya, diikuti oleh Mr. Kim serta hunter lainnya. Tentu saja, ada juga banyak suara negatif.

"Jangan pergi."

"Bukankah lebih baik jika kita menunggu keputusan dari asosiasi?"

Sementara hasil masih belum terlihat, pemungutan suara terus berjalan hingga sampai kepada 2 orang yang tersisa, Jin Woo dan Joo Hee.

"Maafkan aku…"

Sambil menggelengkan kepalanya, Joo Hee meminta maaf kepada Mr. Song. Akibatnya, hasil voting sementara adalah imbang, yaitu masing-masing 8. Mr. Song bertanya pada Jin Woo yang tampak ragu-ragu untuk membuat keputusan.

"Bagaimana denganmu, Mr. Sung?"


(bersambung ke Bab 2)



Related Post

0 Comments for "Solo Leveling Ch. 1: The Rank E Hunter"